Wednesday, April 9, 2008

Hal yang Paling Kubenci

Hari ini aku menemukan hal yang paling kubenci dari seseorang. Rupanya menemukan karakter-karakter, kesukaan, kebencian, dkk - yang intinya mengenal diri sendiri - itu benar-benar proses yang panjang ya. Aku menemukan serpihan-serpihan itu satu per satu.

Dulu waktu jaman aku SMP & SMA ada diary / agenda yang suka di-iderin untuk kita ngisi bio data dan nempelin foto kita di situ. Nah biasanya disitu selain ada nama, alamat, dan tanggal lahir, juga pasti ada juga bagian yang mengungkapkan kesukaan dan ketidaksukaan kita, misalnya hobby, warna favorit, binatang favorit, sampai ke hal yang paling disukai dan paling dibenci. Biasanya hal yang paling dibenci sama kebanyakan orang adalah "dibohongi" atau "menunggu". Aku sendiri lupa hal apa yang dulu kutuliskan di diary orang tentang hal yang paling kubenci.

Tapi hari ini aku menemukan hal yang paling kubenci. Hal ini baru kutemukan pada saat aku menelpon seorang konsultan atau sales trainer yang akan digunakan pada Annual Seminar untuk para Top Performer di perusahaanku. Dia adalah FX Hadi, seorang sales trainer yang sudah cukup terkenal, yang kalau dia bicara di radio aku bisa terkagum-kagum dengan sales skillnya dan kemampuan komunikasinya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan para pendengar radio yang menelpon ke Smart FM. Karena kekagumanku itu aku berusaha meyakinkan atasanku dan atasannya atasanku supaya mereka mau menggunakan jasanya untuk Annual Seminar tahun ini. Akhirnya mereka setuju dan mereka mem-brief FX Hadi tentang kondisi perusahaan & industri kami, karena FX Hadi sama sekali belum punya pengalaman dan pengetahuan untuk industri bancassurance. Setelah itu FX Hadi mengirimkan outline hal-hal yang akan dia sampaikan pada seminar kami. Terus terang saat melihat outline-nya aku merasa kecewa, kok rasanya semua topik mau dimasukkan, dan lagi cara penyampaiannya tidak sistematis. Aku si masih yakin bahwa FX Hadi bisa menyampaikan dengan menarik dan memberi banyak masukan, tapi atasanku melihat outline itu kan kecewa banget... Setelah aku berdiskusi dengan atasanku, aku menyampaikan tentang pendapat mereka kepada FX Hadi. Tapi guess what, baru aku menyampaikan 1 kalimat: "Pak, atasan saya merasa outline Bapak masih terlalu generic...." Langsung dia berubah intonasinya dan mengoffense kata-kataku dengan kata-kata yang sangat bikin aku ilfil, hoeekkkk... Ternyata selama ini orang yang kukagumi, yang kurekomendasikan dan kubela mati2an di depan atasanku adalah orang yang tidak mau menerima kesalahannya. Orang yang tidak mau menerima kesalahannya adalah orang yang tidak mau belajar. Meskipun dia hobi membaca buku, tapi aku yakin hanya bagian-bagian yang dia sukai saja yang diambil untuk diterapkan. Jadi tidak semua orang yang suka membaca adalah orang yang mau belajar. Orang yang tidak mau belajar adalah orang yang BEBAL. Dan orang tipe seperti inilah yang aku paling tidak sukai.

Aku menemukan ada 2 orang terdekatku yang seperti ini juga. Mereka tidak mau disalahkan oleh orang lain. Salah satunya adalah orang yang pernah menjadi atasanku. Atasanku ini adalah difficult people, orang yang dianggap sulit dan "dibenci" oleh orang 1 departemenku. Tapi berhubung kemampuan adaptasiku yang sangat tinggi, aku berhasil untuk manage my boss dan get his favor. Orang-orang mengagumiku untuk hal ini karena dia adalah tipe orang yang 'hard to please' dan gampang marah. Hampir semua orang di divisi kami pernah dimarahinya. Aku sendiri tidak pernah dimarahi karena kesalahanku dalam pekerjaan, tapi dia baru marah padaku kalau pride-nya tersinggung. Disinilah letak ketidaksukaanku. Begitu dia merasa disalahkan atau direndahkan dia akan langsung berubah mukanya dan suaranya, dan meng-create alasan-alasan yang buatku nol besar karena hanya bertujuan untuk meninggikan pride-nya sendiri.

Orang yang tidak mau disalahkan menurutku tidak akan bisa mengubah perilakunya yang buruk. Nah, kalau baru satu kalimat dilontarkan dia sudah offense, pasti orang jadi malas kan untuk memperingatkannya lagi. Tambahlah orang itu berakar dalam kebiasaan2 dan perilaku2 buruknya. Aku mengalami sendiri, baru 1 kalimat yang terlontar yang kuucapkan dengan penuh kelembutan, kalau lawan bicaraku itu sudah merasa disalahkan, dia langsung menggonggong lebih kenceng dari aku. Akhirnya aku yang tadinya mau mengingatkan tentang kesalahan dia malah aku jadi dimarahin. Biasanya orang-orang ini kebanyakan adalah pria, karena pria merasa harus menjaga pride-nya.

Karakter tidak mau disalahkan ini, jika dibiarkan berlarut-larut akan semakin meningkatkan ke-keraskepala-an seseorang. Jadi kalau aku menemukan hal ini pada orang yang sudah tua, terus terang aku akan merasa sulit memasukkan pendapat-pendapatku padanya, dan aku akan "iya iya" aja kalau orang seperti ini berbicara. Pasti butuh effort yang sangat berat untuk memasukkan pandangan baru pada orang seperti ini karena pola pikirnya sudah terbentuk begitu keras dan kaku berdasar kesukaan dan kemauannya sendiri. Jadi, terkadang aku merasa ga worth it berdiskusi dengan orang semacam ini.

Jadi kesimpulannya, karakter yang paling tidak kusukai adalah karakter orang yang tidak mau menerima, mengakui, dan memperbaiki kesalahannya. Karena menurutku orang seperti itu adalah orang BEBAL!!

No comments: