Monday, June 9, 2008

Phobia

Phobia sebetulnya adalah bahasa Yunani dari "takut" (fear). Ketakutan adalah perasaan yang timbul dari persepsi bahwa sesuatu itu berbahaya. Ketakutan berfungsi sebagai alat pertahanan yang menempel di otak kita. Pada saat alat pertahanan ini bekerja, timbul response berupa ketegangan, kepanikan, kalap, dan response-response lain yang tidak akan muncul kalau kita dalam kondisi normal. Response itu muncul dari terproduksinya dan dilepaskannya hormon adrenalin dalam tubuh kita, dimana ketakutan itu merupakan salah satu trigger / pemicu terkuat produksi adrenalin.

Kenapa harus dibedakan antara fear dan phobia? Karena phobia sebetulnya adalah ketakutan yang tidak rasional. Seseorang merasa super takut akan suatu hal, sementara buat orang lain hal-hal itu adalah hal yang biasa-biasa saja.

Kapan ketakutan berubah menjadi phobia? Ada 3 penyebab dari phobia:

- Classical conditioning: timbulnya phobia karena memang dikondisikan sesuatu itu menakutkan atau membahayakan. Contohnya ada percobaan terhadap seorang anak bernama Albert. Tadinya Albert tidak pernah takut terhadap tikus, bahkan dia pernah mengejar-ngejar tikus, menangkapnya, dan mempermainkan tikus itu. Tapi kemudian psikolog yang melakukan penelitian itu menunjukkan pada Albert sebuah tikus, lalu memukul dengan kuat sebuah pipa logam sehingga timbul bunyi yang kencang. Kejadian itu diulang beberapa kali, yaitu memunculkan tikus sambil membuat suara kencang. Lama kelamaan, walau tanpa terdengar suara apapun, Albert menjadi takut terhadap tikus. Contoh sehari-hari misalnya saat anak kecil tidak mau makan, orang tuanya bertanya pada anak itu: kalau kamu tidak mau makan, nanti biar ditangkep sama Pak Polisi. Akhirnya terbawa terus di pikirannya bahwa yang namanya Polisi itu menakutkan. Ada banyak pengkondisian ini yang dilakukan oleh orang tua dan terjadinya pada masa kecil seseorang dimana pada saat itu otaknya sangat mudah menyerap hal-hal yang terjadi di sekelilingnya dan langsung membuat persepsi dan asumsi sesuai dengan hal-hal yang diterimanya.

- Biological causes: timbulnya phobia karena terdapat gen yang memang membuat kita takut terhadap suatu hal. Selain gen, ada juga bagian di otak kita yang bernama Amygdala yang berfungsi menghubungkan memori dengan emosi. Dalam keadaan bahaya, tubuh mengirimkan signal kepada Amygdala, dan kemudian Amygdala menjalankan fungsinya menyimpan ketakutan yang berasosiasi dengan suatu object atau situasi tertentu. Jadi saat object atau situasi tersebut muncul, maka emosi kita berupa ketakutan akan muncul pula.

Jenis-jenis phobia, diantaranya adalah:
1. Social Phobias & Agoraphobia: Social phobias atau seringkali disebut dengan Social Anxiety Disorder, adalah ketakutan bersosialisasi dengan orang lain. Orang yang mengalami social phobia merasa tidak nyaman saat bertemu atau berkumpul dengan orang lain karena takut dipermalukan, dihina, atau dipandang rendah oleh orang lain. Rasa takutnya ini begitu kuat sehingga mengganggu dan membuatnya tertekan saat akan bertemu dengan orang lain. Rasa tertekan ini bahkan bisa dirasakan beberapa hari sebelum hari H.

Contohnya: aku punya seorang keponakan yang kalau berada di sekitar orang-orang yang sudah dikenalnya dengan dekat, dia akan menjadi seorang yang sangat terlihat cerewet dan berani. Tapi, saat kita mau berkunjung ke rumah orang yang belum dikenalnya, dia pasti tidak mau masuk ke rumah itu. Contoh extrim lagi, saat dia main mandi bola begitu ada orang lain yang masuk ke ruang mandi bola, dia akan langsung keluar dari ruang itu.

Kalau Agoraphobia adalah istilah untuk ketakutan akan hal-hal yang sifatnya asing atau menakutkan bagi yang bersangkutan, bisa jadi suatu situasi atau tempat. Contoh agoraphobia misalnya: lygophobia (ketakutan akan tempat gelap) dan eicophobia (takut keluar dari rumah). Contoh kejadiannya: Kampung halamanku adalah tempat indah yang ada di dekat 2 gunung berapi. Begitu terjadi kebakaran gunung, akan terlihat jelas dari rumahku, dan aku menjadi sangat takut kalau gunung itu akan meletus dan meluncurkan lahar panas yang akan mengejar-ngejarku. Artinya aku ketakutan terhadap sebuah situasi, yaitu kebakaran gunung.


2. Specific Phobia: yaitu phobia terhadap hal-hal tertentu yang spesifik, misalnya: altophobia (takut ketinggian), siderodromophobia (takut akan kereta api), potamophobia (takut terhadap air yang mengalir), cynophobia (takut terhadap anjing atau rabies), batrachophobia (takut terhadap kodok). Kalau aku sendiri mengalami kecoaphobia (takut sama kecoak!:))

Bagaimana cara mengatasi phobia? Ada 2 cara untuk mengatasi phobia:

- Menghindari hal-hal yang membuat phobia. Misalnya kalau takut ketinggian ya hindarilah ketinggian, misalnya hindari bekerja di gedung bertingkat, khususnya di lantai-lantai atasnya.

- Cara yang kedua yaitu sengaja terus meng-expose diri dengan hal-hal yang membuat phobia, tentu saja sambil melatih diri dan mengubah cara berpikir supaya tidak lagi takut terhadap hal-hal tersebut. Tereapi untuk hal ini disebut Cognitive Behavioral Therapy. Orang yang mengikuti terapi ini akan selalu dicheck kelakuan-kelakuannya yang bersifat irasional, pikirannya juga selalu dimonitor. Biasanya terapi dilakukan dengan meng-expose secara gradual dengan hal yang ditakuti. Misalnya takut pada anjing. Dia mula-mula akan diminta untuk menonton di TV tentang anjing-anjing yang baik, yang bisa membantu orang cacat, yang sifatnya setia, yang cerdas, dll. Seterusnya diminta melihat secara langsung anjing tapi dari kejauhan, tentu saja dipilih anjing yang baik dan sudah terlatih. Setelah itu baru dipertemukan dengan anjing kecil yang kalem dan jinak. Lalu tahap selanjutnya diminta menyentuh, dan seterusnya sampai betul-betul merasa bahwa anjing itu makhluk yang menyenangkan dan bukan menakutkan. Namun sebelumnya, akan lebih baik jika orang itu bisa menemukan kenapa dia takut pada anjing, kemudian dia bisa menyadari bahwa hal itu menimbulkan dampak buruk dalam hidupnya, dan dia perlu menerima penyebab-penyebab itu dengan lapang dada.

Untuk phobia-phobia kecil bisa diatasi dengan 3 cara sederhana: latihan relaksasi (bisa dengan meditasi, mengatur pernafasan, relaksasi di air, spa, dll), obat-obatan untuk mengendurkan syaraf, dan sebuah group yang saling mensupport.

Jadi, jangan mau kalah dengan phobia!

3 comments:

Sumar mrc said...

wah..terima kasih banyak postingny.. sangat membantu sekali...

Bangquito said...

Waah, keren. apakah ada cara lain untuk mengatasi phobia?

ivan said...

Tanks. postingnya berguna bget...,