Sunday, December 14, 2008

Jadilah Orang Kanan

Topik ini mengutip dan terinspirasi dari buku "10 Jurus Terlarang" karya Ippho Santosa. Buku ini sudah lama terkulai di rak bukuku. Masih rapi tersegel dan aku merasa 'salah beli' dan mungkin tidak akan pernah membacanya.

Tapi beberapa hari yang lalu ada sesuatu yang merechargeku sehingga aku punya semangat untuk membaca buku-buku yang sudah lama terabaikan. Nah, terbukalah buku tersebut yang ternyata sangat menarik untuk dibaca. Ippho Santosa adalah seorang yang sangat spontan dan humoris. Jadi tulisannya tidak terstruktur, tapi bahasanya praktis dan banyak memberikan contoh-contoh, sehingga kita bisa mengerti benar ide-ide yang ingin dia sampaikan.

Poin pertama dalam buku "10 Jurus Terlarang" adalah mengenai menjadi orang 'kanan'. Kita tau bahwa otak kanan adalah otak yang lebih ke arah kreativitas. Pendidikan kita, khususnya di Indonesia masih banyak berfokus ke otak kiri sehingga kita terbiasa untuk jadi 'orang kebanyakan', selalu mengikuti pakem yang ada, dan sungkan untuk menjadi orang yang bebeda. Orang yang berbeda dianggap sebagai orang gila. Misalnya di kelas yang kebanyakan muridnya adalah orang-orang pasif, kalau ada satu orang yang aktif bertanya maka murid lainnya akan berkomentar negatif, atau menganggap anak itu sok pintar atau mau cari muka sama guru. Dengan budaya seperti itu, akibatnya kreativitas kita seolah-olah terpenjara dan tidak berkembang dengan baik. Padahal kita tau bahwa dalam dunia bisnis, ilmu pengetahuan, dll, orang yang kreatif akan lebih unggul daripada mereka yang hanya mengikuti kebiasaan saja. Di jalan tol kita sering melihat tulisan: "Gunakan lajur kanan untuk mendahului". Memang untuk kita bisa mendahului orang lain, kita perlu memanfaatkan otak kanan kita untuk menjadi lebih kreatif dan distinctive.

Dalam bahasa Inggris, kanan adalah 'right' dimana right itu juga didefinisikan sebagai 'benar' atau 'betul'. Jadi kata kanan memang sering dikonotasikan sebagai sesuatu yang baik atau sesuatu yang kuat. Seperti misalnya aliran kanan, tangan kanan, dll.

Robert Kiyosaki dalam Cash Flow Quadrantnya juga menganjurkan kita untuk berpindah ke kuadran kanan untuk kita bisa menikmati yang namanya kebebasan finansial (financial freedom) dan kebebasan dari sisi waktu dalam kehidupan kita. Menurut Ary Ginanjar dengan ESQnya, dia juga menganjurkan untuk mulai dengan yang kanan. Artinya, mulailah dulu dengan intuisi, baru analisis.

Nah, terbukti kan bahwa menjadi orang kanan itu adalah salah satu kunci sukses dalam hidup ini. Tapi bagaimana ya cara mengaktifkan otak kanan kita? Yang aku tau sih banyak-banyak mendalami dan melihat-lihat karya seni, latihan untuk melakukan hal-hal yang tidak biasa, melatih pola pikir kita untuk berpikir dengan cara yang berbeda, dan masih banyak lagi cara lainnya.

Selamat menjadi Mr/Ms.Right! :)

3 comments:

Upi... said...

"Selamat menjadi Mr/Mrs. Right"...betul jg sih Lin...tapi berhubung i'm still looking for my Mr. Right, kalo semua orang akhirnya jd Mr. Right kan gw bingung dong...(komentar gw ga mutu banget yak!)

Upi... said...

Berhubung dirimu mengatakan komentarku aneh, nih kukasih komen yang lebih bermutu...
Menurut gw, emang budaya kita dengan segala ke-pasif-annya cenderung mengaktifkan otak kiri ketimbang otak kanan. Tapi jangan salah, budaya kita juga justru selalu menekankan kita untuk mendahulukan segala sesuatu dari kanan (untuk hal-hal yang baik). Kalau makan, harus pakai tangan kanan. Kalau salaman, juga harus pakai tangan kanan. Cuma kalau cebok emang harus pake tangan kiri. Nah, itulah budaya kita.
Tapi, salah satu yang gw baca tentang cara mengaktifkan otak kanan adalah memperbanyak aktivitas dengan tangan kiri. Menulis dengan tangan kiri, Main tenis pake tangan kiri, tapi jangan makan pake tangan kiri ya...(especially kalau di Indonesia)

Herlina Tanujaya said...

Terima kasih ya Pi, untuk komentarnya. Pake revised version segala pula...
Gw doain semoga kau segera menemukan Mr Right-mu ya, nak..