Monday, May 25, 2009

Kehamilan: trauma, ketagihan, & other insights

Bagi sebagian orang, kehamilan menimbulkan trauma yang mendalam sehingga mereka menjadi kapok untuk hamil lagi. Salah satunya adalah mamaku yang memutuskan untuk tidak hamil lagi karena tidak kuat menahan mual-mual selama kehamilan dan sakitnya melahirkan. Apalagi beliau melahirkanku dalam usia yang masih belasan tahun. Jadi mungkin karena masih muda, 'tahan sakit'nya masih sangat rendah. Selain mual-mual dan sakitnya melahirkan, pengalaman keguguran juga bisa menimbulkan trauma bagi ibu-ibu yang akhirnya memutuskan untuk tidak mau hamil lagi. Mungkin karena sakitnya dikuret, atau juga karena sakit hatinya kehilangan buah hati yang sudah diharapkan akan muncul dalam kehidupannya. Karena banyaknya keluhan seputar kehamilan dan melahirkan, tadinya aku beranggapan bahwa hamil itu sengsara dan melahirkan itu super sakit.

Setelah aku terdiagnosa positif hamil, aku langsung jadi was-was. Apa aku bakal mual2 ya, soalnya aku tipe yang gampang mual. Semakin aku was-was semakin aku kawatir karena seringkali apa yang kita kawatirkan itu yang menjadi kenyataan. Tapi thanks God ternyata aku tidak merasakan mual-mual yang kukawatirkan. Kehamilanku adalah kehamilan yang menyenangkan. Semua berjalan normal seperti orang yang tidak hamil.

Suatu sore aku mendengarkan radio yang membahas tentang adanya ibu-ibu yang kecanduan hamil. Wah, ternyata hamil tidak hanya menimbulkan trauma, tapi bisa juga menimbulkan ketagihan. Saat itu aku bisa memahaminya karena memang hamil yang tanpa keluhan itu menyenangkan. Kita bisa total menikmati indahnya membesarkan seorang janin di dalam kandungan, tanpa diganggu oleh mual, cepet cape, pusing, dkk. Merasakan bayi yang menendang-nendang dalam perut, mengajak ngobrol, dan melakukan aktivitas-aktivitas lain bersama bayi yang ada di kandungan memang sangat menyenangkan. Makanya tidak heran ada banyak orang yang ketagihan hamil.

Sejak hamil aku menghentikan minum kopi, soda, dan alkohol. Aku menghentikan makan makanan-makanan yang mentah atau setengah matang seperti sashimie, telur setengah matang , dan lalapan yang selama ini menjadi favoritku. Aku mengurangi penggunaan kosmetik dan mengurangi makan makanan-makanan yang mengandung bahan pengawet. Aku rajin makan vitamin, makan telur rebus, makan salmon, dan memperbanyak buah dan sayur. Pokoknya aku menjaga asupan gizi bayiku dan menghindari hal-hal yang akan membahayakannya.

Di bulan kelima ini aku mendapatkan insight mengenai hal itu. Lebih bersifat insight secara rohani. Di alkitab dikatakan bahwa tubuh kita adalah bait Allah dan Roh Kudus ada di dalam kita. Oleh sebab itu, makanya kita harus menjaga asupan yang masuk ke jiwa dan roh kita. Melakukan hal-hal buruk seperti menipu, melihat hal-hal yang sifatnya porn, mengucapkan kata-kata kotor, atau menjelek-jelekkan orang lain merupakan hal-hal yang bisa menodai bait Allah. Sedangkan segala kebaikan bisa menutrisi bait Allah ini.

Insight kedua, selama ada bayi dalam kandunganku ini banyak orang selalu berpesan padaku untuk sering-sering mengajak ngobrol, jangan dicuekin bayinya. Pasti mereka mengingatkan ini mempertimbangkan aku yang cenderung pendiam, takutnya bayiku tertelantarkan di dalam rahim. Yah, begitu juga dengan tubuh kita yang dianalogikan sebagai bait Allah. Komunikasi melalui doa itu adalah hal yang sangat penting. Makanya kadang aku berpikir bahwa umat Islam yang wajib sholat 5 waktu itu adalah suatu hal yang sangat vital. Memang manusia seringkali harus diwajibkan supaya tidak lalai. Komunikasi dengan Tuhan adalah seperti nafas dari orang beriman.

Nah, that's a little story and insights about kehamilan.

1 comment:

Yenny Sigalingging said...

Akhirnya herlince, bertambah juga tulisan di blogmu ini, kasian dia udah lama ga keperhatiin,hehehe...
Selamat menikmati kehamilan :)
Ayo, kita lomba banyak-banyakan posting di tahun 2009 ini, hehehe (sombongnya gw..hehehe)