Wednesday, June 17, 2009

Memeras Handuk Kering

Jepang adalah negara yang memperkenalkan pada kita berbagai teknik untuk meningkatkan kualitas dan juga menghemat biaya operasional.

Namun salah satu teknik yang dinamakan cost efficiency ternyata memiliki keterbatasan. Ada saatnya dimana kita tidak lagi bisa menghemat biaya yang dikeluarkan. Mengapa? Ya karena memang sudah 'pol' pengehematannya... tidak ada lagi yang bisa dihemat. Pada saat itulah kondisinya seperti "squeezing the dry towel" atau memeras handuk kering. Apa hasilnya? pastinya tidak akan menghasilkan apapun karena yang diperas itu handuk kering, sudah tidak ada lagi air yang tersisa untuk diperas lagi. Sekeras apapun usaha yang dilakukan hanya akan merusakkan si handuk, tidak membuahkan hasil yang diinginkan.

Pelajaran yang bisa ditarik dari sini adalah: ide-ide yang sifatnya instan dan alakadarnya, tidak dipikirkan secara mendalam, tidak kreatif, dan mudah ditiru, akan mudah menemui kesudahannya. Seperti halnya dengan 'price war' atau perang harga. Memberikan discount adalah taktik termudah dalam penjualan, tapi sampai seberapa besar si perusahaan memberikan discount? Pada saat perusahaan A memberikan discount 5%, perusahaan B tidak mau kalah dan memberikan 10%. Perusahaan A melawan lagi dengan discount 15% dan seterusnya yang akan terus menggerus profit perusahaan dan akhirnya sudah mentok tidak bisa dilakukan lagi.

Ide-ide yang akan bertahan adalah ide-ide yang kreatif, yang tercipta dari proses pemikiran yang kreatif dan matang. Dulu kita tidak menyadari hal ini. Makanya kita cenderung mendidik anak dengan cara yang konvensional, banyak mengatakan "jangan", mendikte anak menjadi seperti apa yang orang tua inginkan, menuntut anak untuk menjadi pintar dalam segala hal, dan hasilnya adalah mematikan kreatifitas sang anak dan tidak mengoptimalkan bakat alami yang dimiliki anak. Padahal di jaman sekarang ini kreatifitas sangat diperlukan di tengah persaingan dunia yang semakin sengit. Makanya sekarang boominglah buku-buku mengenai kreatifitas atau menjadi berbeda dengan yang lain, seperti: lateral thinking, blue ocean, purple cow, dsb.

Itulah sekilas pemikiranku mengenai pentingnya menjadi kreatif dan inovatif agar bisa bersaing di dunia modern ini.

No comments: