Monday, July 23, 2012

Insight from the Jompos

Di tahun ini aku diberi kesempatan untuk mengunjungi 2 buah Panti Wreda. Kunjungan yang pertama di bulan April ke Panti Wreda Marfati di daerah Tangerang. Kunjungan ini aku lakukan bersama dengan teman-temanku di persekutuan doa DATE Grenvil 1. Pada kunjungan ini kami sudah mempersiapkan acara games, lagu-lagu tembang lawas, souvenir berupa syal yang dibordir nama masing-masing oma-opa, adult diapers, dan catering prasmanan untuk menyajikan konsumsi yang spesial buat oma dan opa yang katanya jarang makan makanan enak. Acara ini berlangsung dari pagi sampai acara makan siang, which is ternyata terlalu panjang karena games yang kami siapkan tidak cocok untuk opa oma dan jam 11 kita sudah mati gaya bingung mau ngapain. Anyway, aku dapat pengalaman berharga dan sukacita yang besar dengan memperhatikan oma opa di panti ini.
Kunjungan kedua baru aku lakukan kemarin di Panti Wreda Kasih Agape di daerah Depok. Kunjungan ini aku lakukan bersama dengan persekutuan doa Philipi. Perjalanannya macet parah sehingga kami terlambat sampai di panti. Persekutuan doa ini baru aku kenal kemarin, jumlah peserta yang ikut ada 28 orang. Bisa dibilang acara ini sangat minim dalam persiapannya. Konsumsi dan bis untuk keberangkatan memang sudah disiapkan, tapi untuk acara sama sekali belum dipikirkan. Tapi berhubung ada banyak orang yang terlibat dan banyak yang punya bakat baik di bidang worship leader, MC, maupun membawakan firman Tuhan, jadi selama di bis ditunjuklah satu-satu siapa petugasnya. Firmannya pun baru disiapkan pas di bis. Semua persiapan acara berlangsung sangat spontan. Misalnya untuk firman, ada satu ibu yang paling cerewet di bus dia langsung terpikir, eh ayat ini aja yang “sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu”, coba cari dimana itu. Nah dari celutukan itu lahirlah kotbah singkat yang dibawakan dip anti. Wheww nekat ajee… Panti ini dikelola oleh Gereja GBI, dan didirikan oleh ibunya Pdt Niko Nyotoraharjo. Jadi secara kebutuhan sehari-hari panti ini bisa dibilang tidak kekurangan, dan secara spiritual luar biasa kehidupan doa dan puji-pujian yang dilakukan setiap hari.
Dengan mengunjungi panti ada beberapa insights yang bisa saya dapatkan, terutama setelah 2x kunjungan bebal namanya kalo aku tidak mempelajari sesuatu. Hal yang kupelajari diantaranya: 1. Ada banyak orang yang needs utamanya adalah untuk diperhatikan. Dalam hal ini untuk didengarkan, di-recognize, disayang. Tadinya aku merasa kawatir apa ya yang harus aku obrolin dengan para oma dan opa. Jangan-jangan nanti mati gaya, bingung mau ngomong apa lagi. Ternyata kondisinya sangat jauh dari perkiraanku, disana dengan aku sekali nanya para opa oma sudah nyerocos non stop. Jadi saat kita berkunjung ke panti jompo, hal yang paling penting adalah bawa diri dan bawa kuping. Makanan, souvenir, dkk hanya sampingan saja, apalagi untuk panti jompo yang sudah cukup sering dikunjungi dan menerima sumbangan. Aku pernah ngobrol dengan seorang ibu yang mendirikan sekolah dan memperhatikan anak-anak jalanan. Ibu itu berkata bahwa sebetulnya anak-anak panti lebih kasihan karena mereka sangat kurang perhatian, sedangkan anak jalanan yang masih punya orang tua masih cukup diperhatikan oleh orang tuanya, hanya kekurangan secara materi saja. So, intinya berbagi kasih dan perhatian adalah hal yang sangat dibutuhkan oleh banyak orang khususnya orang jompo atau anak2 yang ada di panti. 2. Di panti ada banyak orang tua yang ditolak oleh keluarganya sendiri. Memang ada sebagian kecil yang masuk panti atas keinginan sendiri, tapi sebagian besar karena tidak diterima di keluarganya. Ada yang diajak ke gereja dan tiba-tiba ditinggal sendirian di gereja, ada pula yang secara halus membuat orang tuanya merasa bahwa dia sangat merepotkan anaknya. Miris sekali mendengarnya. Sebagai orang tua, raising children merupakan tanggung jawab terbesar dalam hidupku. Bayi yang lahir sangat tergantung dengan orang tuanya dan semua yang pernah punya anak pasti pernah merasakan betapa merepotkan dan melelahkannya memiliki seorang bayi. Memiliki batita sangat melelahkan secara fisik maupun emosional. Setelah itu, parenting anak2 di masa sekolah, apalagi masa teenager betul-betul membutuhkan extra wisdom and bigger heart. Intinya punya anak itu sangat tidak mudah dan melelahkan. Nah, kalau setelah dia menjadi dewasa lalu memperlakukan orang tuanya seperti itu betapa tidak pantasnya! Betapa tidak acceptable tindakan itu! Selain itu salah satu hukum utama dalam kehidupan adalah “Lakukanlah pada orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan”. Nah Memperhatikan orang tua berarti adalah hokum wajib yang harus kita lakukan kalau kita tidak mau masa tua kita kesepian dan kurang perhatian dari orang lain. 3. Kehidupan di panti jompo menghadapkan orang pada posisi kepepet dimana mau tidak mau dia harus bergantung dan berharap hanya kepada Tuhan. Terutama di panti jompo Kasih Agape. Pengurusnya yang bernama Ibu Lieke bilang bahwa di oma-oma di panti ini sudah berkali-kali menghabiskan isi Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu. Malunya aku yang sudah 2 tahun lebih masih struggling untuk baca alkitab, baru sampai di kitab Yeremia saat ini. Mereka juga hidup dalam pujian penyembahan dan doa setiap hari. Really inspiring, aku jadi diingatkan untuk lebih konsisten menjalankan saat teduh setiap hari. Itulah sekelumit ceritaku semoga menjadi pelajaran berharga bagi kita sebagai anak maupun sebagai orang tua.

No comments: