Perjalanan mengenali diri sendiri memang berlangsung seumur
hidup. Salah satu penemuanku akhir-akhir ini yaitu aku bisa mulai
mengidentifikasi penyebab mengapa aku menjadi pemalu dan mengapa aku tumbuh
menjadi orang yang ignorant.
Sesorang menjadi pemalu karena dia terlalu peduli dengan
pendapat orang lain mengenai dirinya. Aku tumbuh dibesarkan di keluarga yang
penuh keterbukaan, dengan mami yang super kepo yang selalu mau tau setiap saat
apa saja yang saya kerjakan, bersama siapa, ngomongin apa saja, dkk. Jadi dalam
hidup saya tidak ada yang bisa disembunyikan dari mami saya. Selain itu, saya
tumbuh di kota kecil yang penuh dengan orang-orang kepo, dimana di kotaku
banyak orang yang hidup santai yang punya banyak waktu untuk “bergossip”
tentang masalah orang lain. Dikelilingi oleh orang-orang kepo membuatku jadi
terlalu concern dengan pendapat orang lain. Apalagi di keluargaku selalu
ditanamkan bahwa kamu akan dinilai sukses kalau kamu pintar. Jadi aku selalu
ja-im, selalu ingin memberikan image bahwa aku cantik, aku pintar, aku hebat,
dan sebaliknya terlalu takut untuk mengungkapkan bahwa aku tidak tau, tidak
pintar, tidak suka baca buku, dll. Dengan mengidentifikasi hal itu membuatku
saat ini bisa mengatasi rasa maluku. Saat ini aku jadi tidak mau terlalu
concern dengan pendapat orang lain – in a positive way – dan lebih bebas
mengekspresikan diriku.
Selain pemalu aku juga baru menyadari bahwa aku adalah orang
yang sangat ignorant. Analisaku adalah hal ini disebabkan oleh orang tuaku yang
tidak pernah memberikan punishment, mereka sangat toleran terhadap segala yang
aku perbuat. Sehingga untuk segala hal aku “take it for granted”, menganggapnya
biasa-biasa saja. Di daerah juga sangat kurang keragaman untuk seseorang mengembangkan potensinya, akibatnya tidak ada hal yang terlalu menarik untuk aku
tekuni, tidak ada yang terlalu menarik untuk menempel lama di ingatanku. Aku jadi
orang yang indifferent, cuek, tidak analitis, dan pelupa. Hal yang kupelajari dari sini adalah
perlunya keseimbangan antara reward dan punishment. Benar-benar harus balance,
kalau salah satu terlalu berat akan berakibat buruk. Selain itu saat ini aku
juga mulai belajar lebih “tertarik” akan hal-hal di sekitarku, lebih ingin tau,
dan lebih memahami preferensiku.
Itulah 2 hal yang kutemukan dalam karakter jelekku yang
ternyata adalah dampak dari kebiasaan dan pengaruh lingkungan di masa lalu. Intinya
aku akan terus belajar dan memperbaiki
diri, karena kita boleh dilahirkan bodoh dan melakukan banyak kebodohan di masa
muda, tapi kalau kita mau terus belajar, kita bisa menjadi pribadi yang better
and better.
3 comments:
Nice blog and posting
setuju..
Nice, semangat!
Post a Comment